Showing posts with label wawasan umum. Show all posts
Showing posts with label wawasan umum. Show all posts

Locations of Swiftlet Nests (Lokasi-lokasi Sarang Burung Walet)

By Rod Waddington from Kergunyah, Australia (Borneo  Uploaded by russavia) [CC-BY-SA-2.0 (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.0)], via Wikimedia Commons

If we want to know where swiftlet lives, first we have to know the natural habitat of the swiftlet.
Swiftlet natural habitat is in a cave. Swiftlet mostly lives in the Southeast Asia Region: from the Andaman Islands, Indonesia (Sumatra, Java, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara and Borneo), Malaysia, Vietnam, Thailand, Philippines, and Northern Australia.

To harvest the swiftlet's nest requires highly trained people. They must be agile to work in dark and narrow caves. Harvesting is done in several ways depending on the location, altitude, and geographic aspects of the caves. In caves that has a low ceiling, swallow's nest can be collected easily. But if these caves have high ceilings then the collector must use a bamboo or wooden modified shaft to reach and collect the bird's nest.

However, currently the community has been able to create artificial habitat. Artificial habitat is a building for the birds' to live and breed. Artificial habitats are established and regulated in such a way that swiftlet can build nest and lay their eggs. Later we will discuss on this topic.

Lokasi-lokasi Sarang Burung Walet

Bila kita ingin mengetahui lokasi-lokasi hidupnya burung walet, pertama kita harus mengetahui habitat alami dari burung walet tersebut.

Habitat alami burung walet adalah di goa-goa alam. Burung walet berasal sebagian besar di wilayah Asia Tenggara, terbentang dari Kepulauan Andaman, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan, Malaysia, Vietnam, Thailand sampai Filipina serta Australia Bagian Utara.

Untuk memanen sarang burung walet memerlukan orang yang sangat terlatih. Mereka harus gesit bekerja dalam ruang-ruang goa yang gelap dan sempit. Pemanenan dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada lokasi, ketinggian, dan pertimbangan geografis dari goa-goa tersebut. Di goa-goa yang memiliki langit-langit rendah, sarang burung walet dapat dikumpulkan langsung dengan mudah. Namun bila goa-goa tersebut memiliki langit-langit yang tinggi maka kolektor harus menggunakan lembing bambu atau kayu yang dimodifikasi untuk menjangkau dan mengambil sarang burung walet.

Namun, saat ini masyarakat telah mampu membuat habitat buatan burung walet. Habitat buatan burung walet adalah bangunan sebagai tempat burung walet hidup dan berkembang biak. Dengan habitat buatan ini diharapkan pembudidayaan sarang burung walet dapat lebih berkelanjutan bagi burung walet dan masyarakat. Nanti akan kami bahas tersendiri mengenai topik ini.

The history of Edible Bird's Nest (Sejarah Dikenalnya Sarang Burung Walet)


Bird’s nest trading has occurred for more than 1000 years. Although about 80% bird’s nest production comes from Indonesia, uniquely most bird’s nest consumption is in China. Initially bird’s nest dish was only enjoyed by the Chinese royal families. Chinese royalty fascination about eternal life triggers them to obsessively look for food source for longevity. Historian mentions that because of China's trade expeditions to the East Asia and Southeast Asia for the search. They found different kind of new medicines, such as ginseng, lingzhi, cordyceps, and of course one of the most cherished findings is edible bird’s nest. These items are commonly traded with silk and Chinese porcelain.

Because of the scarcity and powerful health effect, edible bird’s nest has been accepted as a form of delicacy up until now. Its high value earns a nickname "white gold" and “caviar of the east”. Today bird’s nest is perceived as a symbol of health and prestige. That is why, bird’s nest is perceived as luxurious and respectful gift among the Chinese community. Bird’s nest is included in the list of “5 foods of heaven”, which also consist of shark fin, abalone, sea cucumber, etc.

Sejarah Dikenalnya Sarang Burung Walet

Perdagangan sarang burung walet telah terjadi selama lebih dari 1000 tahun. Meskipun produksi sarang burung walet 80% berasal dari Indonesia, uniknya sebagian besar konsumsi sarang burung walet adalah di China.

Obsesi tentang kehidupan kekal memicu para anggota kerajaan China untuk mencari sumber makanan untuk umur panjang. Sarang burung walet menjadi hidangan istimewa para bangsawan untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan awet muda.

Sejarawan menyebutkan ribuan tahun yang lalu China melakukan ekspedisi ke Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam ekspedisi mereka menemukan berbagai jenis obat-obatan baru, seperti ginseng, lingzhi, cordyceps, dan tentu saja salah satu temuan yang paling berharga adalah sarang burung walet. Barang-barang tersebut biasanya diperdagangkan dengan sutra dan porselen.

Sifatnya yang langka dan berkhasiat tinggi membuat sarang burung walet bernilai tinggi hingga waktu itu disebut sebagai "emas putih" dan “kaviar dari timur.”

Sarang burung walet dianggap sebagai simbol dari kesehatan dan prestise. Itu sebabnya, sarang burung walet dianggap sebagai hadiah yang mewah dan terhormat di kalangan masyarakat China. Sarang burung walet termasuk dalam daftar "5 makanan surga", termasuk diantaranya adalah sirip ikan hiu, abalone, teripang, dll.

About Swiftlet (Tentang Burung Walet)


When we are talking about the swiftlet, the one thing that comes to our minds is the outstanding nutritious content of the nest for everyone, the old, and the young. Swiftlet is a type of bird that consumes insects as its diet, and glides like swallow when it flies. The bird predominantly comes from Southeast Asia, especially Indonesia and Malaysia. Other small populations of swiftlet can also be found in other places like the Andaman Islands, Northern Australia and Southern Philippines. We also have come across a similar bird living in Latin America.

It is true that swiftlet are well known for the nest, however not all swiftlet can produce edible nest with commercial value. Only swiftlet species Aerodramus Fuciphagus produces a nest made 100% from its saliva. This nest has most commercial value and believed to contain most nutrition. Other species such as Aerodramus Maxima (Locals call it “Seriti”) uses leaf, twigs, and grass gathered from the surroundings to construct its nest. It also applies minimum amount of saliva to “glue” the grass together.

Tentang Burung Walet

Bila kita membicarakan tentang burung walet, satu hal yang ada di pikiran kita adalah sarang burung walet yang terkenal sebagai makanan berkhasiat luar biasa bagi kesehatan manusia baik tua, muda dan anak-anak.

Burung walet adalah burung pemakan serangga yang berasal dari wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia. Namun begitu, burung walet juga dapat ditemui di Kepulauan Andaman di Samudera Hindia, Australia Bagian Utara serta Kepulauan Filipina Bagian Selatan. Namun, kami juga mengetahui bahwa burung sejenis ini juga ada di Amerika Selatan.

Seperti sebelumnya dijelaskan bahwa burung walet terkenal dengan sarangnya. Namun begitu, tidak semua jenis burung walet dapat menghasilkan sarang yang bernilai komersil. Hal ini karena burung walet sendiri memiliki banyak jenisnya. Hanya spesies walet Aerodramus Fuciphagus menghasilkan sarang yang dibuat dari 100% air liur nya. Sarang ini yang memiliki nilai komersial yang diyakini mengandung banyak nutrisi. Spesies lain seperti Aerodramus Maxima (orang menyebutnya "seriti") juga menggunakan air liur untuk membangun sarang, namun sedikit. Melainkan seriti menambahkan rumput dan ranting-ranting kecil yang dikumpulkan dari lingkungan.

Burung walet memiliki sayap yang kecil untuk terbang cepat. Bentuk paruh mereka kecil. Dan kesemua hal tersebut berguna bagi burung walet mereka mencari makan yaitu serangga-serangga terbang. Yang membedakan dari burung lain adalah kemampuan burung walet menggunakan sistem pantulan suara (echolocation) untuk membantu mereka menentukan arah terbang dalam kegelapan. Kemampuan tersebut mirip dengan kelelawar, sehingga burung walet dapat terbang melewati ruang-ruang sempit di goa-goa menuju tempat bersarang.

What Is a Edible Bird's Nest? (Apa Itu Sarang Burung Walet?)


Edible bird's nest is the nest made of swiftlet saliva that hardens because of air. Once the nests are harvested, they are cleaned and sold for consumption. Eating bird's nest is beneficial to human health. Among many it helps to maintain the skin complexion, enhance organ vitality and boost the immune system. Common form of presentation is a soup dish, appealing to many Asians.

Bird's nest is considered as a super food because it has various high nutritional values. 100 grams of dried bird's nest consists of protein, carbohydrates, iron, potassium, sodium, calcium, magnesium, sulfur, phosphorus, and fiber.

Swiftlets live in regions such as South Asia, the islands of the South Pacific, Australia and the Northeast, and all tropical and subtropical regions of Southeast Asia.

Apa Itu Sarang Burung Walet?

Sarang burung walet merupakan sarang yang dibuat dari air liur burung walet yang mengeras karena udara. Setelah sarang dipanen, mereka dibersihkan dan dijual untuk dikonsumsi. Mengkonsumsi sarang burung walet bermanfaat untuk membantu menjaga kecantikan kulit, vitalitas organ dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bentuk penyajian yang umum ditemui adalah hidangan sup yang banyak diminati orang-orang Asia.

Sarang burung walet merupakan jenis super food karena memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Nilai gizi dari 100 gram sarang burung walet kering meliputi protein, karbohidrat, zat besi, kalium, natrium, kalsium, magnesium, sulfur, fosfor, dan serat.

Burung walet hidup di wilayah-wilayah seperti Asia Selatan, pulau-pulau di Pasifik Selatan, dan Timur Laut Australia, dan semua daerah tropis dan subtropis Asia Tenggara.